Ikatan Vander Der Walls: Pengertian dan Jenis
Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang terjadi dalam sehuah interaksi gaya tarik menarik antara dua atom/molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia adalah kemampuan suatu atom bergabung dengan atom lain membentuk suatu senyawa stabil.
Banyak jenis-jenis ikatan kimia yang harus kamu ketahui antara lain; ikatan kovalen, ikatan ionik, ikatan hidrogen, ikatan van der walls, ikatan logam, dan ikatan valensi.
Namun pada topik ini saya akan mengupas mengenai Ikatan Van der Walls saja, untuk ikatan lainnya silahkan pelajari pada topik artikelnya sendiri yang sudah saya cantumkan diatas.
Banyak jenis-jenis ikatan kimia yang harus kamu ketahui antara lain; ikatan kovalen, ikatan ionik, ikatan hidrogen, ikatan van der walls, ikatan logam, dan ikatan valensi.
Namun pada topik ini saya akan mengupas mengenai Ikatan Van der Walls saja, untuk ikatan lainnya silahkan pelajari pada topik artikelnya sendiri yang sudah saya cantumkan diatas.
Pengertian Ikatan Van der Walls
Ikatan ini dikemukakan oleh Johannes van der Waals, sebagai bentuk penghormatan oleh karena itu ikatannya dinamakan menggunakan namanya.
Ikatan van der walls adalah suatu gaya tarik menarik antara 2 molekul (antarkutub) dalam senyawa yang berikatan secara kovalen.
Gaya Van der Waals merupakan gaya antar molekul yang relatif lemah akibat kepolaran molekul yang permanen/terinduksi. Kepolaran permanen ada karena kepolaran di dalam molekul, sedangkan kepolaran tidak permanen ada karena molekul terinduksi oleh partikel-partikel lain yang memiliki muatan sehingga molekul bersifat polar sesaat.
Semakin besar Mr suatu senyawa (semakin banyak jumlah partikel yang saling tarik-menarik) maka ikatan van der walls juga akan semakin kuat, sehingga energu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan akan semakin besar. Akibatnya titik leleh dan titik didih senyawa tersebut akan semakin besar.
Macam-Macam Ikatan Van der Walls
Pada ikatan Van der walls ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu gaya London dan gaya tarik dipol.
1. Gaya London
Gaditemukan oleh Fisikawan Jerman yang bernama Fritz London. Gaya London (gaya dispersi) merupakan gaya tarik menarik antar molekul nonpolar akibat adanya dipol terimbas yang ditimbulkan oleh perpindahan elektron dari satu orbital ke orbital lain membentuk dipol sesaat. Gaya London mengakibatkan molekul nonpolar bersifat agak polar.
Kemudahan suatu molekul menghasilkan dipol sesaat yang dapat mengimbas ke molekul sekitarnya disebut polarisabilitas. Polariabilitas berkaitan dengan massa molekul relatif (Mr) dan bentuk molekul. Jika massa molekul relatif semakin besar maka molekul semakin mudah mengalami polarisasi akibatnya gaya London semakin kuat. Dengan massa Mr yang sama besar molekul yang bentuknya panjang lebih mudah mengalami polarisasi dibandingkan dengan molekul yang kecil, kompak dan simetris. Semakin mudah mudah molekul mengalami polarisasi semakin tinggi titik didih dan titik lelehnya. Oleh karena itu jika masa molekul relatif zat semakin besar maka titik didih dan titik lelehnya semakin tinggi.
Sayangnya gaya London ini sangat lemah sehingga apabila suatu senyawa yang molekulnya hanya mengalami tarik menarik gaya London saja maka titik didih dan titik lelehnya lebih rendah dibandingkan senyawa lain yang mengalami tarik-menarik tidak hanya berdasarkan gaya London saja.
Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, setiap molekul yang mengalami gaya tarik dipol akan memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London.
Adapun gaya tarik dipol ini terbagi menjadi 5 jenia yakkni:
2. Gaya Tarik Dipol
Gaya Tarik Dipol adalah suatu molekul-molekul polar yang cenderung menyusun diri membentuk suatu senyawa dengan cara saling mendekati kutub positif dari suatu molekul dengan kutub negatif molekul lainnya.Semakin besar momen dipol yang dimiliki oleh suatu senyawa, semakin besar gaya tarik menarik dipol yang dihasilkan. Gaya ini lebih kuat dibandingkan dengan gaya London. Oleh karena itu, setiap molekul yang mengalami gaya tarik dipol akan memiliki titik didih dan titik leleh yang lebih tinggi daripada molekul yang mengalami gaya London.
Adapun gaya tarik dipol ini terbagi menjadi 5 jenia yakkni:
- Gaya Dipol - Dipol, yang akan terjadi apabila sesama senyawa kovalen polar saling berinteraksi.
- Gaya Dipol Sesaat, terjadi akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti atom secara acak, sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi atom dari molekul.
- Gaya Dipol - Dipol Terinduksi, atau disebut juga dengan gaya imbas merupakan suatu dipol dari molekul polar akan saling tarik menarik dengan dipol terinduksi dari molekul nonpolar.
- Gaya Ion - Dipol, terjadi antara senyawa ion dan senyawa kovalen polar. Ketika dilarutkan dalam senyawa yang berikatan kovalen polar, senyawa ion ini akan terionisasi menjadi kation dan anion. Kation akan saling tarik-menarik dengan dipol negatif sedangkan anion akan tarik-menarik dengan dipol positif.
- Gaya Ion - Dipol Sesaat, terjadinya gaya ini diakibatkan suatu kombinasi dari proses terjadinya gaya dipol – dipol terinduksi dengan gaya ion – dipole. Apabila ion dari senyawa berdekatan dengan molekul nonpolar maka yang terjadi ialah ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol terinduksi molekul nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion.
Demikianlah pembahasan mengenai ikatan van der walls, semiga dapat bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "Ikatan Vander Der Walls: Pengertian dan Jenis"
Posting Komentar